Lhokseumawe | republikaceh.net – Menyambut Nisfu Syakban 1443 H, Pasar Inpres Kecamatan Banda Sakti, pasar Keude Cunda Kecamatan Muara Dua dan Pasar Keude Peunteut Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe disesaki pembeli, Kamis, (17/3/2022).
Raju, salah seorang pedagang di Keude Peunteut mengatakan, lonjakan pembeli dipicu karena tradisi kenduri nisfu atau sering disebut dengan kenduri “buruat” yang dilaksanakan oleh masyarakat pada malam pertengahan bulan Syakban.
“Setiap memasuki Nisfu Syakban, minat beli masyarakat pada komoditas tertentu selalu meningkat, hampir sama seperti memasuki bulan puasa,” sebut Raju.
Ia menambahkan, tradisi kenduri Nisfu Syakban dilaksanakan hampir di setiap Meunasah dan Masjid, dengan demikian secara otomatis daya beli masyarakat jadi meningkat.
“Semenjak dua hari ini pasar disesaki pembeli, namun demikian harga pasar hingga saat ini masih tergolong normal, seperti harga beras yang masih berkisar antara Rp.145.000 hingga Rp.155.000 persak 15 kilo. Harga itu tergantung kualitas berasnya. Begitu juga dengan harga sejumlah bahan pokok lain,” tutup Raju.
H Usman, (62) pedagang ayam di pasar inpres Lhokseumawe mengatakan, setiap menyambut Nisfu Syakban permintaan daging ayam meningkat hampir dua kali lipat.
“Kemarin daging ayam terjual sekitar 300 ekor. Hari ini bisa laku 500 ekor. Begitu juga dengan daging bebek, bila kemarin terjual sekitar 70 ekor, hari ini dapat laku 120 ekor,” jelas Usman.
“Untuk hari ini, saya jual harga ayam dan bebek naik rata-rata sekitar Rp. 5.000 per ekor, hal tersebut dikarenakan ada kenaikan harga dari kandang” lanjutnya.
Ia mengaku, berdasarkan pengalamannya selama 45 tahun menjual daging ayam di pasar inpres, bila setiap memasuki hari besar seperti nisfu syakban, meugang dan hari raya, harga daging ayam biasanya mengalami peningkatan. (Zaman Huri)
